Thursday, May 04, 2006

sebuah.refleksi.

Indonesia memang merdeka sejak tanggal 17 Agustus 1945. Di situlah momentum kebebasan Bangsa Indonesia ( katanya..). Tapi, fakta berbicara hingga sekarang tidak semua orang dapat menimati kebebasan. Memang, kita tidak lagi dijajah oleh Belanda, Jepang ataupun negara lain lebih ironis lagi penjajahan dilakukan oleh bangsa kita sendiri. Mulai dari kasus korupsi para pejabat kita, 2 organisasi yang mengklaim bahwa merekalah penguasa di Jakarta sehingga tindakan mereka bisa seenak udel. Ironis memang, tapi itu kenyataan.
Aturan demi aturan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Republik Indonesia, tidak lagi dapat memberikan rasa aman bagi bangsanya sendiri. Sebagai contoh RUU Ketenagakerjaan yang justru nantinya memasung para buruh. Anehnya, Pemerintah seakan tidak dapat menyadari apa penyakit yang dideritanya. Banyak peraturan dikeluarkan tanpa suatu tujuan yang jelas. Benarlah kata Ratna Sarumpaet di suatu dialog kalau begitu " Kalau penyakit..Indonesia ini engga pernah berusaha mencari di mana sumber penyakitnya..tapi langsung main amputasi ". Ironis ? Yah, tapi inilah fakta yang memang kita harus hadapi. Bener juga kata dosen Prof. Siti Sundari " Indonesia ini selalu menganggap permasalahan akan selesai ketika dikeluarkan Undang - Undang yang baru ".
Kalau sudah begini..siapa yang salah ? Makanya, tidak mengherankan UU produk Indonesia selalu menuai kecaman dan bolong di sana - sini.
Kembali pada topik 2 organisasi besar yang akhir - akhir ini memang sangat vokal terhadap masalah - masalah sosial di Indonesia. Kita sebut saja 2 organisasi ini dengan A dan B. A adalah organisasi yang " katanya" merupakan pembela salah satu agama di Indonesia, sedangkan B adalah lagi - lagi " katanya" pembela salah satu suku. Mereka ini sangat berkoar - koar tentang RUU APP...mengklaim mereka peduli dengan nasib bangsa Indonesia. Anehnya, mereka selalu anarkis ketika ingin mencapai yang katanya menjadi tujuan mereka.
Gue pribadi, tidak masalah dengan adanya organisasi2 yang bermunculan asal tujuannya positif. Tapi, 2 organisasi ini memang sudah benar - benar keterlaluan. Di bidang2 sosial yang mengarah ke urusan duit pasti mereka langsung berkoar - koar kayak Majalah Playboy, kasus Anjasmara. Tapi, ketika ada bencana alam " KEMANA MULUT MEREKA YANG SELALU BERKOAR - KOAR ITU ? ", kenapa mereka tidak juga berkoar - koar agar para pihak menyumbang or at least anggota mereka yang bejibun banyakknya diturunkan ke lokasi bencana ? Maaf aja kalo gue berkesimpulan 2 organisasi ini engga lebih dari organisasi yang bertujuan engga lebih dari duit..duit dan duit.
Pertanyaan berikutnya.. sampai kapan Pemerintah Republik Indonesia tetap menjadi orang yang not aware dengan keadaan negaranya sendiri ? Sampe kapan ......?
Hanya waktu yang menjawab.....Selama Pemerintah masih buta2 aja..jangan berharap Indonesia menjadi lebih baik. Terlalu banyak luka di dalam negara ini..

2 Comments:

At 6:11 PM , Blogger awan asmara said...

Ya ya ya, saya setuju banget sama kamu Nia. Mending pemerintah ngurusin utang negara yang banyak daripada sekedar ngurusin buka-bukaan.

Dan menyikapi dua organisasi itu, saya sendiri juga resah dengan keberadannya. Bikin pusing sih..........

 
At 2:48 AM , Anonymous Anonymous said...

gw juga setuju tuh NIA.,ini hasil chatting kita kemaren kan?..pemerintah dari pada bikin banyak UU yang juga menghabiskan banyak uang untuk rapat dan segala macamnya mending mereka banyak sumbang duit itu buat benerin sekolah rusak, riset obat flu burung atau riset lainnya, atau untuk membangun infrastruktur baik bangunan fisik dan teknologi...

kalo 2 organisasi yang lo bilang itu sih gw cuma bilang "anjing menggonggong orang keren berlalu..tapi kalo anjingnya dah rabiesan gitu mending suntik mati aja"...wakakak

 

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home