Sunday, May 21, 2006

pentingkah.itu?

Tehe...

Wah, kenyang juga gue. Ini jam 1.14 pagi dan gue baru makan. Enak banget...hidup nasi ikan Pe plus sambal. Memang makanan Surabaya itu paling TOP.

Bahasan gue kali ini masi juga nyambung ma RUU APP. Jangan bosan, tapi memang hal ini engga akan selesai dibahas dengan sekali duduk. Efek dari RUU ini memang hebat, orang yang sebenernya engga tahu hukumpun, pasti tahu tentang RUU ini. Contoh kasus temen gue ya,
"suatu hari dia di kost2an diperiksa ma Polisi. Nah, ternyata ada yang engga punya kartu identitas sementara. Trus, si polisi nanya kalian tahu Perda 1998...ya jelas pada jawab ga tahu. Mereka tahunya juga RUU APP "
Bisa dikatakan RUU APP ini selebritis baru di Indonesia yang memiliki banyak pemuja sekaligus yang benci.

Balik ke Nasi Ikan Pe. Nasi Ikan Pe ini, gue beli di jalan jagir Wonokromo Wetan. Gue nyampe di jalan itu sekitar jam 1.30an. Gila, rame banget warungnya, sampe yang jual juga ga kelihatan. Nah, gue parkir mobil di depan toko yang udah tutup. Di depan toko itu ada gundukan2 gitu. Pertama gue ga ngeh itu apa. Ternyata gue perhatiin lagi itu bukan gundukan...tapi manusia. Ada 2 orang tua yang tidur di bawah situ. Padahal, toko itu lantai depannya kotor. Mana pas itu rada hujan.

Ngelihat keadaan itu, gue lg sedih banget. Gue mikir gini, apa iya RUU APP itu lebih baik diundangkan. Apa engga ada UU lain yang lebih patut untuk dipikirkan ? Kenapa tidak ada penanganan lebih ke mereka2 yang miskin sampe tidur di emperan ? Kenapa kok lebih memikirkan pakaian2 yang dipakai oleh wanita ? Kenapa, massa2 yang menamai dirinya sejuta umat or whatever the bullshit they are calling themselves engga menggerakkan massa yang bertujuan bukan berkoar-koar mengenai sesuatu yang abstrak, tapi bergerak untuk membantu sesama yang masih miskin?

PS : Nyokap gue punya ide. Menurut gue ini mungkin bisa juga direalisasikan sama bang Rhoma Irama. Nah, sekarang kan banyak pembunuhan, gimana kalo yang namanya senjata tajam itu langsung dimusnahkan aja ? kan sama kayak RUU APP, supaya tidak ada pemerkosaan wanita harus dibungkus seperti lemper. Mungkin wakil rakyat ada yang cukup GILA untuk membuat RUU senjata tajam ? Monggo dilaksanakan untuk mempertotonkan betapa negara yang ANEH Indonesia ini..

Thursday, May 18, 2006

sebuah.refleksi.2

Tehe..
Kali ini, bakal bahas perlakukan Indonesia terhadap sesuatu yang dianggap minoritas. Apakah Indonesia selama ini sudah mengakomodasi kebutuhan dari pihak minoritas ? Hm..itu perlu dipikirkan ulang. Fakta di lapangan berbicara, Indonesia masih sangat tunduk pada kepentingan mayoritas. Padahal, apabila minoritas tidak ada yang melindungi, kepada siapa mereka harus berteriak meminta perlindungan ??
Da Vinci Code..sounds familiar ? Pasti. Buku yang kontroversial dan best seller hampir di seluruh dunia. Di mana sebenarnya letak kontroversi dari buku ini ? Well, jelas karena di buku ini diungkap sisi lain yang entah darimana faktanya mengenai keberadaan suatu agama. Untuk informasi aja, filmnya juga sudah mulai beredar.
Apa hubungannya dengan Indonesia ? Kalau ada yang ingat nasib film kartun " The Prince of Egypt " yang diblokade sehingga tidak masuk ke Indonesia. Perlu diingat juga diblokadenya film ini karena menyinggung salah satu agama mayoritas di Indonesia, apalagi waktu itu negara tetangga Malaysia juga turut memblokade-nya. Kasus lain, cover album " Manusia setengah Dewa " milik Iwan Fals yang menyinggung agama mayoritas di Bali, anehnya kasus ini hilang bagai ditelan asap. Beda dengan kasus cover album Dewa 19 yang sempat bermasalah tapi kemudian diganti, karena lagi2 logo yang secara tidak sengaja terpampang adalah logo milik agama mayoritas.
Kembali ke soal Da Vinci Code. Film ini jelas telah diprotes keras dan dicekal oleh pihak Vatikan. Tapi, di Indonesia toh " lempeng - lempeng " aja. Seakan - akan pihak Indonesia tidak ememikirkan perasaan agama2 minoritas beserta pemelukknya. Kalau ketika itu film The prince of Egypt harus diblokade..kenapa Da Vinci Code juga tidak diberi perlakuan serupa ? Padahal, buku ini memberikan penafsiran yang berbeda dengan isi dari kitab suci agama yang bersangkutan. Kemudian, kenapa cover album Iwab Fals tidak dirubah ? Padahal masyarakat Bali sudah berang dan tersinggung ? Anehnya cover album Dewa justru diganti.
Dari kasus - kasus di atas jelas Indonesia masih belum dapat bersikap adil. Apalagi dengan anehnya Indonesia diangkat sebagai dewan HAM...hm..quite a thought ? Bagaimana mungkin Indonesia punya muka untuk menerima kehormatan itu, sedangkan HAM di Indonesia sudah seperti tidak ada harganya. Mayoritas selalu mengalahkan yang Minoritas. Apakah Pemerintah Indonesia sudah tidak kuat membeli cermin sehingga tidak dapat berkaca tentang keadaan Indonesia sesungguhnya ?

Sunday, May 07, 2006

artis.Indonesia

Tehe..
hal, ini udah mengusik pikiran gue sejak 2 tahun lalu. Akhirnya, gue putusin buat ditulis aja deh.
Gue nih heran banget sama dunia musik n film Indonesia yang cuma gitu - gitu aja perkembangannya. Kenapa gue bilang cuma gitu - gitu aja ? Soalnya dunia musik n film Indonesia cuma jago kandang. Dielu-elukan di negeri sendiri, tapi jadi bayi di dunia luar Indonesia ( bukan dunia lain ye...).
Gue jadi terheran - heran, ketika seorang Christian Bautista bisa masuk dengan mudah ke Indonesia. Padahal, to be honest kualitas musikalitas dia dibandingin Glen Fredly kita ? Jaoh banget. Yang lebih mengherankan lagi, di albumnya itu ada Bahasa Tagalognya tapi tetap laris masuk di Indonesia. Siti Nurhaliza juga bisa manggung sampai London padahal secara atraktif panggung dan kualitas suara masih di bawah Krisdayanti kita tercinta.
Di mana salahnya ? Apakah artis - artis kita engga punya kemauan ? Gue yakin bukan ini alasannya. Manusia itu adalah makhluk yang tidak akan pernah puas. Pastilah keinginan itu ada. Anggun ? Well, gue anggap dia bukan berusaha beneran dari Indonesia. Secara dia kawin ma orang Perancis barulah dia naik karir musikknya an dengan jenis aliran musik yang berbeda ketika di Indonesia. Artis Indonesia yang secara jelas sudah menapaki karir internasionalnya itu Agnes Monica, meskipun banyak diejek ma orang karena penampilannya cuma sedikit di Romance in the White House, tapi gue anggap itu suatu keberhasilan yang cukup besar. Sekarang, enak banget kan kalo si Agnes yang notabene bukan siapa2 di Cina terus dapat pemeran utama, memangnya dia siapa di sana. Ketika, seorang artis mau untuk go international, istilahnya dia kembali menjadi bayi yang bakal berusaha untuk merangkak dan berditi tegak.
Mungkin bakal ada yg berargumen..Loh, Dewa manggung di Amrik lho. Well, face the fact..yang jadi penonton di sana juga masih orang2 Indonesia..jadi it doesnt count ya...sama aja cuma pindah tempat manggung doang. Engga kayak si Agnes, yang meski penampilan ( gue itung dia muncul di 7 episode ) tp at least dinikmati ma penduduk Asia laennya. Belum lagi nanti serialnya yang bareng Jerry Yan.
Di mana salahnya ya ?
1. Menurut gue, manajemen artis Indonesia ini engga kuat. Mereka belum berani untuk ber-manuver ke luar negeri. Karena dengan mencoba pasar luar negeri artis mereka bakal balik ke 0 lagi posisinya n bukan super star kayak di Indonesia.
2. Bagian advert juga kurang kuat. Banyak dari musisi2 kita engga ada website. padahal, website itu mutlak perlu sebagai referensi. Bagaimana mungkin kita mau memperkenalkan kalo orang2 luar engga tahu gimana model artis kita itu ?
Well, gue pingin lihat. Apakah Indonesia akhirnya bisa menembus pasar luar negeri ? Dan bukan hanya menjadi sasaran bagi musisi luar negeri ?

Friday, May 05, 2006

nostalgila.1

Tehe..
Entah kenapa, tiba - tiba timbul hasrat untuk mengingat orang - orang yang ada di hidup gue. Engga semua bakal gue mention, secara ada nama - nama yang gue lupa dikit2. Tapi, gue bakal mention nama2 yang berarti pas gue kecil.

1. Bu Evie
Ini guru TK, gue. Terkenal galak. Dan gue adalah saksi kegalakannya dia. Jangan salah persepsi dulu, dia galak tapi cara ngajarnya enak. Jadi, suatu hari pas dia lagi ngajar kita2 nyanyi lagu ( nb : gue lupa apa judulnya..maklum kualitas otak dah nenek2)nah gue matemen cowok namanya Affandi itu omong2 sendiri. Nah, ni guru asli matanya tajam, dia langsung manggil gue n Affandi terus ngusir kita berdua. Kita baru dibolehin masuk kalo dah bisa nyanyiin lagu itu. Nah, pesan dari kejadian ini : Kalo mau berisik boleh tapi berisikknya harus pandai. Suer, gara2 kejadian ini gue lebih pinter dalam berisik.

Contoh nyata nih ya, 1 minggu lalu di mata kuliah Penelitian Hukum. Temen gue si Baskoro ngajak omong terus. Gue dah kerasa mata dosen ngarah ke gue terus. Gimana engga ngarah ke gue, lah anak2 yang lainnya pada diem n konsen, nah si baskoro tetep keukeuh ngajak omong gue ( maklum..artis :p)..akirnya si Bapak...

Bapak : Yak mas dan mbak disana. Apa ada pertanyaan ?
Baskoro : Engga pak, sambil narik badan dia kembali duduk senden di kursi.
(dalam ato..kurang ajar ni anak, langsung narik diri )
( dalam otak gue mikir, ini ada 2 kemungkinan : 1. kalau gue jawab engga ada, gue bakal dipermaluin, 2. gue disuruh keluar dr kelas )
Gue : Gini, pak. Saya lihat tadi ada pembahasan mengenai judul skripsi " Poligami...." Menurut saya, skripsi itu kan untuk mencari jawaban. Tapi, mengapa di rumusan masalah tidak dibahas sama sekali, Pak ?
( Si Bapak, mulai sumringah. Dan...)
Bapak : ( mulai menjelaskan panjang lebar dan dengan napsu )
Gue : ( manggut2 dengan sok perhatiin )
Baskoro : ( masih napsu noleh ke gue buat ngajak omong, yang akirnya gue akhirin dengan..)
Gue: Ntar deh, baru aja dipanggil neh..
Nah, terbukti kan..pengalaman itu adalah guru terbaik bagi kita. Dan to be honest, temen2 gue sering sirik ma gue. Karena meski gue dah omong2 gue ga pernah yang namanya sampe dimarahi. mesti ada aja alasan ngeles. Contoh pas SMU kelas 2. Sebut aja temen gue A, dia ni duduk di depan gue. Jadi, otomatis kalo kita mau bergosip ria dia harus noleh ke belakang dong.
Scene kali ini di pelajaran Matematika.
A : Was wes wos ( gue lupa kt lg ngomongin apaan )
Gue : cekikak cekikik
Guru : Ngelihat kita..
( secara gue dah melihat gelagat guru, gue langsung.....)
Gue : ( tiba2 manggut terus nunjuk2 ke arah papan tulis sambil sok2an nanya ke A) Oh, jadi caranya gitu ya ?
A : Bengong ( speechless )
Gue : ( tetep manggut2 )
Guru : Pandangan mata beralih ke anak lain
Gue : Fiuh..selamet..
Back to TK, ada 1 guru lagi yang berarti.
2. Bu Wiwik
Dia nih, orangnya tinggi buesar dan berkulit gelap. Dia terkenal galak pokoknya. Semua murid takut banget ma dia. Nah, pas gue dihukum kan gue ma si Affandi duduk di bangku depan kelas. Terus, Bu Wiwik lewat. Nanyalah dia ke gue kenapa kok dihukum. Terus gue jelasin. N guess what ? Dia ngajarin kita berdua nyanyi dan akirnya kita boleh masuk kelas. Well..dont judge a book by its cover eh ?
Hm..its nice to have a memory. Bersyukur jadi manusia yang dikasi ingetan ma Tuhan. Kita jadi bisa ngakak2 ndiri di malem hari pas keinget2 hal2 kinky yang kita lakuin pas kecil. Manusia tanpa ingatan is empty.

Thursday, May 04, 2006

sebuah.refleksi.

Indonesia memang merdeka sejak tanggal 17 Agustus 1945. Di situlah momentum kebebasan Bangsa Indonesia ( katanya..). Tapi, fakta berbicara hingga sekarang tidak semua orang dapat menimati kebebasan. Memang, kita tidak lagi dijajah oleh Belanda, Jepang ataupun negara lain lebih ironis lagi penjajahan dilakukan oleh bangsa kita sendiri. Mulai dari kasus korupsi para pejabat kita, 2 organisasi yang mengklaim bahwa merekalah penguasa di Jakarta sehingga tindakan mereka bisa seenak udel. Ironis memang, tapi itu kenyataan.
Aturan demi aturan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Republik Indonesia, tidak lagi dapat memberikan rasa aman bagi bangsanya sendiri. Sebagai contoh RUU Ketenagakerjaan yang justru nantinya memasung para buruh. Anehnya, Pemerintah seakan tidak dapat menyadari apa penyakit yang dideritanya. Banyak peraturan dikeluarkan tanpa suatu tujuan yang jelas. Benarlah kata Ratna Sarumpaet di suatu dialog kalau begitu " Kalau penyakit..Indonesia ini engga pernah berusaha mencari di mana sumber penyakitnya..tapi langsung main amputasi ". Ironis ? Yah, tapi inilah fakta yang memang kita harus hadapi. Bener juga kata dosen Prof. Siti Sundari " Indonesia ini selalu menganggap permasalahan akan selesai ketika dikeluarkan Undang - Undang yang baru ".
Kalau sudah begini..siapa yang salah ? Makanya, tidak mengherankan UU produk Indonesia selalu menuai kecaman dan bolong di sana - sini.
Kembali pada topik 2 organisasi besar yang akhir - akhir ini memang sangat vokal terhadap masalah - masalah sosial di Indonesia. Kita sebut saja 2 organisasi ini dengan A dan B. A adalah organisasi yang " katanya" merupakan pembela salah satu agama di Indonesia, sedangkan B adalah lagi - lagi " katanya" pembela salah satu suku. Mereka ini sangat berkoar - koar tentang RUU APP...mengklaim mereka peduli dengan nasib bangsa Indonesia. Anehnya, mereka selalu anarkis ketika ingin mencapai yang katanya menjadi tujuan mereka.
Gue pribadi, tidak masalah dengan adanya organisasi2 yang bermunculan asal tujuannya positif. Tapi, 2 organisasi ini memang sudah benar - benar keterlaluan. Di bidang2 sosial yang mengarah ke urusan duit pasti mereka langsung berkoar - koar kayak Majalah Playboy, kasus Anjasmara. Tapi, ketika ada bencana alam " KEMANA MULUT MEREKA YANG SELALU BERKOAR - KOAR ITU ? ", kenapa mereka tidak juga berkoar - koar agar para pihak menyumbang or at least anggota mereka yang bejibun banyakknya diturunkan ke lokasi bencana ? Maaf aja kalo gue berkesimpulan 2 organisasi ini engga lebih dari organisasi yang bertujuan engga lebih dari duit..duit dan duit.
Pertanyaan berikutnya.. sampai kapan Pemerintah Republik Indonesia tetap menjadi orang yang not aware dengan keadaan negaranya sendiri ? Sampe kapan ......?
Hanya waktu yang menjawab.....Selama Pemerintah masih buta2 aja..jangan berharap Indonesia menjadi lebih baik. Terlalu banyak luka di dalam negara ini..

Monday, May 01, 2006

Filsafat.Hukum

Hm..senin lalu gue baru ujian tengah semester gue yang pertama. And the luck subject was " Filsafat Hukum ". Weleh2, pasti meski cuma baca judulnya kalian udah mengerutkan dahi ( loh, engga percaya ? coba dicek di cermin terdekat ). Dan, gue memang lumayan pusing juga dengan mata kuliah ini. Bukan apa2 tapi mata kuliah ini reputasinya hebat bener. Kalo belum ngulang 2 kali berarti ga bakal bisa lulus.
Tapi, sebenernya gue juga engga terpengaruh sih ma kata2 itu. Perasaan banyak banget mata kuliah yang dibilangin kayak gitu, tapi gue lulus2 aja. Nah, tapi seiring waktu berjalan ternyata ni mata kuliah bener2 "mempusingkan" ( bagi yg ga ngerti yo weslah..la ini kata2 buatanku ndiri ). Bayangkan ( Bayangkan hoi..jangan mbaca tok !!! ) sebelum UTS kita ada pertemuan 6 kali. Nah, anehnya di 4 pertemuan awal, kita selalu dijelasin apa arti Filsafat dengan pembicara yang berbeda - beda. Tiba - tiba kita dikasi tugas Freeport yang intinya disuruh menganalisis kasus itu berdasarkan epistemologi, aksiologi n ontologi.
Asli, yang muncul di pikiran gue waktu itu " Lah, kita dikasi pengantar aja. Sekarang dikasi tugas. Padahal dosennya belum sampe nganternya ke materi itu ". Alhasil, gue mengarang indah pas tugas itu. Sulit ? Jelas, untung ada bantuan kiri kanan jadinya jadi juga tugas berjumlah 6 halaman.
Nah, back to ujian hari Senin maren. Ternyata...soalnya bener2 buat gue ketawa - ketawa ga jelas. Soalnya cuma 1 biji dengan durasi waktu 90 menit. N soalnya lagi2 nyangkut epistemologi, aksiologi n ontologi. Dalam kepala mikir lagi " Pak...Buk...kapan sampeyan ngajari ini ? Kok metu nang ujian rek ? ". Memang, di buku tu ada tapi ga jelas sama sekali. Apalah yang kamu bisa dapatkan dari sebuah definisi ? Alhasil, sepanjang waktu gue mengarang indah dengan sebentar - sebentar mengambil waktu untuk mengamati raut wajah teman - teman yang lain. Ternyata, semua sok sibuk..entah beneran bisa ( rasanya ga ada yg bisa.. ) atau mereka sibuk ngarang jawaban atau malah surat cinta ?
Yah...Filsafat Hukum..nasibku bu..bu...
catatan sikil alias Footnote:
mempusingkan = membingungkan
Pak..Buk...kapan sampeyan ngajari ini ? Kok metu nang ujian rek ? = Pak, bu kapan anda mengajari ini ? Kok keluar di ujian ?